Suku Bunga BI Dorong Cuan ETF Sektor Finansial, Berikut Pilihannya...
Monday, March 25, 2024       09:14 WIB

Ipotnews - Tetap Tingginyasuku bunga acuan BI menjadi pemicu pergerakan sektor finansial dan menjadi salah satu tujuan investasi karena mendapat keuntungan dari harga komoditas yang masih tinggi. Untuk itu, sederet ETF berbasis saham finansial direkomendasikan untuk dikoleksi.
"Beberapa nama ETF lain yang menjadi rekomendasi kami antara lain (Premier ETF SriKehati) yang berisi emiten dengan wawasan sosial, pengelolaan korporasi, dan lingkungan yang tergolong baik. ETF (Premier ETF Pefindo I-Grade), ETF (Premier ETF MSCI Indonesia Large Cap), (BNI-AM MSCI Indonesia ETF), dan (BNP Paribas IDX30 Growth ETF)," papar ETF Desk Indo Premier Sekuritas dalam catatannya pagi ini, Senin (25/3).
Global Market Wrap
Wall Street ditutup bervariasi cenderung melemah dengan investor global menanti rilis data inflasi PCE yang menjadi target kebijakan moneter The FED.
DJI - 39,475 (-0.77%)
S&P500 - 5,234 (-0.14%)
NASDAQ - 18,339 (+0.10%)
SSEC - 3,048 (-0.95)
EIDO - 22.63 (-1.05%)
Indo 10Y Yield - 6.731 (+1.60%)
USD-IDR - 15,814 (+0.02%)
Bursa saham Asia mixed di perdagangan pagi ini dengan indeks Australia dibuka naik +0.6%, sedangkan futures indeks Jepang terkoreksi -0.5% mengikuti US peers. Sementara itu, kembali menguatnya US Dollar Index (DXY) ke level 104.4 mendekati rekor tertinggi tahun ini (105) menekan mayoritas komoditas; Nickel -2.2%, Copper -1.3%, Oil -0.5% & Gold -1.1%. Penguatan US dollar yang membebani mayoritas mata uang negara emerging market seperti Indonesia juga berdampak pada tertahannya laju rally dipasar saham & obligasi dalam negeri.
Berikut update pasar untuk hari ini:
Telco: Analisa harga di bulan Maret 2024 mengindikasikan tidak adanya kenaikan harga. Namun penggunaan data tercatat meningkat di Mar24 dan monetisasi tertap berjalan. Kami melihat potensi kenaikan harga pasca idul fitri karena pertumbuhan konsumsi data yang tetap meningkat tinggi. Maintain Overweight.
: FY23, laba bersih Rp72bn (+355% yoy; +126% qoq) berada di 92% dan 98% estimasi kami dan konsensus. PPOP tidak mencapai estimasi karena Opex yang lebih tinggi. Sementara kredit tumbuh +38% yoy di 4Q23 ditengah penurunan pinjaman sharia. Maintain Buy.
: FY23, adj. EBITDA rugi di Rp475bn masih didalam target Bukalapak namun hasil ini dibawah estimasi pasar. 4Q23, adj EBITDA rugi di Rp46bn dibawah estimasi dimana sebelumnya manajemen targetkan adj EBITDA yang positif. Pertumbuhan TPV -2% qoq; -8% yoy. Maintain Buy.
: Kementerian ESDM memastikan perpanjangan kontrak karya (KK) PT Vale Indonesia menjadi izin usaha pertambangan khusus ( IUPK ) hingga 20 tahun ke depan.
: RUPS menyetujui pembagian dividen sebesar 35% atau Rp1.2tn (Rp125.48/lembar saham) dengan menggunakan tahun buku 2023.

Sumber : admin